Hari Kebangkitan Nasional 2020


Persembahan Keluarga Besar SMP N 18 Semarang untuk Pejuang COVID-19


Hardiknas SMP N 18 Semarang.

Belajar Daring di rumah


Wabah Corona dan Belajar Daring dari Rumah


Wabah Corona disaat ini membuat siswa dan guru tidak bisa bertatap muka di sekolah,atau bertatap muka secara langsung, namun pembelajaran tetap harus berjalan. Pasca diterapkan tetap dirumah dan pembatasan berkerumun sebagai salah satu bentuk pencegahan wabah corona, proses belajar mengajar yang biasanya dilakukan di sekolah kini harus belajar di rumah. Para guru harus belajar menggunakan teknologi (IT) agar proses belajar mengajar secara daring terlaksana.
Wabah corona yang terjadi saat ini telah mengubah dunia ini secara tiba-tiba, semua mengalami perubahan tidak hanya dunia pendidikan.begitu juga dengan Indonesia, sanagat berpengaruh terhadap berlangsungnya hidup masyarakat Indonesia, jelas terlihat dampak yang terjadi di semua sektor. Bidang pendidikan misalnya, akibat dari wabah corona ini banyak guru yang harus merancang pembelajaran yang harus dilakukan dari rumah. Peran guru tidak dapat tergantikan oleh Teknologi begitu saja. Mau tidak mau guru harus lebih belajar untuk menghadapi wabah corona ini, guru harus dapat melakukan tugas dalam situasi apapun hingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
Dalam SE Mendikbud RI No. 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) disebutkan bahwa proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan :
  1. pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan;
  2. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19;
  3. Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah ;
  4. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna bagi guru, tnpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitati
Kegiatan pembelajaran harus tetap berlanjut, dan setiap sekolah mempunyai kebijakan masing –masing. Begitu juga di SMP N 18 Semarang, awalnya kegiatan belajar dirumah dilakukan oleh bapak/ibu guru dengan pembelajaran daring, meskipun dengan cara yang masih sederhana. Melalui grup WA kelas masing-masing, cara pembelajaran yang diberikan berbentuk pdf atau word yang dipostingkan oleh guru melalui grup.
Namun saya merasa keefektifan pembelajaran sebatas mengerjakan tugas dan laporan hasilnya saja. Maka saya mencoba dengan pembelajaran daring menggunakan google classroom, yang tugas siswa bisa langsung diuploud di kelas google classroom mereka sendiri. Nilai pun langsung sudah disediakan tempatnya oleh aplikasi google classroom tersebut.


Siswa siswi SMP N 18 Semarang untungnya bisa mengikuti aturan dari pemerintah tersebut, kami para guru SMP N 18 memanfaatkan waktu ini untuk pembelajaran daring, tapi saya juga tidak membebani para siswa-siswi SMP N 18 Semarang untuk harus bisa mengikuti pembelajaran daring . karena ada beberapa siswa-siswi yang tidak memiliki HP Android atau Laptop serta akses Internet, untuk mengerjakan tugas-tugas daring yang diberikan oleh bapak/ibu guru SMP N 18 Semarang. Para siswa-siswi bisa mengumpulkan Tugas-tugas mereka melalui grup WA paguyuban orang tua per kelas mereka masing masing.
Tetapi sesungguhnya yang paling penting adalah bagaimana menciptakan pola belajar daring yang efektif di rumah. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran proses belajar yang dialami siswa bisa memberikan hasil yang baik atau memberikan pengalaman bermakna bagi siswa itu sendiri.
Dengan wabah Corona ini saya juga memberikan materi dan tugas ke siswa-siswi melalui daring dengan menggunakan Google Classroom,saya berharap siswa-siswi SMP N 18 Semarang khususnya kelas saya Bimbingan TIK dapat menghasilkan suatu karya ditengah wabah Corona yang melanda bangsa Indonesia ini.
Tugas yang saya berikan adalah membuat postingan di Blog siswa-siswi saya masing masing, karena dari membuat postingan yang berupa artikel itu berarti bisa meningkatkan literasi ditigal siswa-siswi SMP N 18 Semarang.
Semua siswa saya sudah mempunya blog pribadi masing-masing, karena pembelajaran sebelum wabah corona ini, materi yang saya ajarkan adalah Pembuatan Blogger. Jadi semua siswa-siswi saya sudah mempunyai akun blog masing-masing.
Harapan saya adalah siswa-siswi tersebut lebih bisa memanfaatkan wakru belajar di rumah ini dengan menulis atau menceritakan pengalaman selama wabah corona ini di blog mereka.
Kegiatan daring dengan google classroom ini berjalan dengan lancar, semua tugas dan karya siswa terkirim di kelas maya tersebut, dan dapat dikerjakan dengan baik oleh para siswa.
Namun dengan seiringnya belajar di rumah diperpanjang oleh pihak Dinas Pendidikan Kota Semarang, saya mencoba pembelajaran Tatap muka secara daring dengan menggunakan aplikasi ZOOM. Dengan menggunakan aplikasi ZOOM ini saya dapat bertatap muka secara langsung dengan siswa, pertama dilakukan hanya beberapa siswa yang mengikutinya, tetapi lama kelamaan siswa-siswi SMP N 18 Semarang bisa mengikuti dengan waktu yang sudah ditentukan oleh guru masing masing, tetapi tidak 100% siswa yang mengikutinya karena disebabkan oleh terbatasnya kemampuan jaringan yang mereka miliki, lagi lagi kuota yang menyebabkan kurang lancarnya pembelajran tersebut.

Dari pemebelajaran daring ini, akan menjadi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan apabila diolah dengan kreatifitas yang sangat tinggi. Sistem pengelolaan pembelajaran daring dapat dilakukan oleh guru bagaimana guru kreatif dalam menyajikan pembelajaran dengan menyenangkan dan mudah dimengerti anak. Dengan demikian siswa-siswi kita tidak merasa bosan untuk berkreatifitas di rumah. Sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar yang bermakna di masa wabah corona ini.
Intinya pembelajaran daring yang efektif dapat dilakukan dengan kreatifitas guru yang dapat mengolah pembelajaran daring itu menjadi menyenangkan dan bermakna, tanpa terbebani dengan mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh.

Wabah Corona telah menggeser pola pembelajaran konvensional menjadi modern. Telah membuat pembelajaran menjadi lebih berfokus pada siswa (siswa yang lebih aktif). Guru dan siswa jadi lebih banyak belajar tentang teknologi untuk pembelajaran daring. Namun demikian, pembelajaran di kelas dimana guru dan siswa bertemu tetap tak akan tergantikan. Karena ruang kelas itulah, karakter-karakter siswa dibentuk oleh para guru kehidupan.

Semoga wabah Corona ini cepat berlalu dan semoga tulisan ini bermanfaat serta menginspirasi.

By. Monica